Sabtu, 03 November 2018

Wood Art Creative ( WAC)

WAC ( Wood Art Creative) merupakan bentuk implementasi dari imajinasi yang menggambarkan keindahan tentang olahan kayu. Sebagaimana kita ketahui bersama kayu merupakan karunia dari Tuhan yang begitu berlimpah dan sangat mudah kita dapatkan dan kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, ironisnya kadang kayu hanya di perlakukan seolah benda yang tidak ada nilainya. Padahal jika kayu kita olah dengan cara yang kreatif akan menghasilkan keindahan dan pastinya bernilai ekonomis yang sangat menjanjikan.

WAC ( Wood Art Creative) adalah Usaha Mandiri yang mengolah kayu menjadi suatu kesenian yang bernilai ekonomis, yang mana hasil olahan atau kreatifitasnya biasa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
1. Kerangka Lampu yang bermotif batik, kaligrafi, hewan dll.
2. Pajangan dengan karakter Motor sport, delman, pinguwin, kucing dll sesuai pesanan.
3. Kusen
4. Pintu
5. Jendela
6. Furniture

Berikut sebagian contoh hasil olahan WAC

100K



65 K
35 K
65 K
65K
40 K
35 K
35 K
65 K
35 K
65K




Untuk pemesanan bisa menghubungi.


Salam Sukses Pekerja Kreatif.

Kamis, 27 April 2017

Sejarah Peradaban Islam di Cilegon Sebelum Masa Walisongo dan Kesultanan Banten

Di ambil dari FAKTA BANTEN Online

BANYAKNYA kisah sejarah yang tertulis dan mungkin sebagian sudah menancap pada ingatan orang-orang Banten dan umumnya Indonesia, yang lazimnya menganggap bahwa awal masuknya agama Islam di Banten adalah pada masa Walisongo Abad 15 atau tepatnya setelah Sultan Hassanudin Banten menyebarkan syiar Islam dan secara simbolik mendirikan Keraton Surosowan di Banten pada awal Abad 16.

Padahal jauh sebelum periode itu, tepatnya pada Abad 13 syiar Islam sudah masuk ke Banten melalui pesisir Utara yakni di Cilegon, sebagaimana penyebaran Islam di tanah Jawa yang umumnya bermula di pesisir Utara, seperti Leran-Gresik, Tuban di Jawa Timur, Demak di Jawa Tengah, Cirebon, Karawang di Jawa Barat. Hal ini dikuatkan oleh rujukan sejarawan Banten, KH. Nawawi Sahim, saat Fakta Banten menyambangi kediamannya di daerah Kebon Dalem, Kota Cilegon, Rabu (26/4/2017).

Cilegon di Abad 13 adalah sebuah Kerajaan Hindu Legon Gede yang dipimpin oleh Ki Gdheng Teulageu Wangi. Berpusat di Legonan Gede Teulage Wangi (yang kini bernama kampung Tegal Wangi Kecamatan Grogol).

Letak Teulageu Wangi diapit oleh dua candi, yakni Candi Dangdang (sekarang kampung Cidangdang-Grogol) dan Candi Wuluh (yang sekarang kampung Sumur Wuluh-Grogol) dan Altar persembahannya diatas gunung yakni Watu Lawang, yang mungkin serpihan batu-batu sisa peninggalan candi itu masih ada sampai sekarang.

Di pertengahan Abad 13 sejalan dengan masuknya Islam di negeri jawawut (sebutan pulau Jawa Jawawut – Al Jawi). Pada periode pertama Islam masuk di Leran Gresik dibawa oleh Maulana Malik Ibrahim. Dan masuknya Islam di Lemmah Wungkuk Caruban (Cirebon, sekarang) yang dibawa oleh Syaikh Nur Djati. Sejalan dengan itu masuklah Islam yang dibawa pesyiar dari Negeri Kesultanan Cempa (Kampucia atau sekarang Kamboja).

Dua pesyi’ar asal Kesultanan Cempa itu, Syaikh Hasanudin (Anak Ulama Cempa) dan Syaikh Qudrotullah bin Barkat Zainal Alim bin Jamaludin (Sultan Cempa nasab ke 19 dari Nabi Muhammad SAW).
Dalam perjalanannya, Syaikh Hasanudin mendarat di Tanjung Wadas, Keruwing (sekarang Karawang), menetap di Dukuh Kruwing dan mendirikan pesantren Quro dengan santri pertamanya Nyi Mas Subang Larang (anak Sultan Malaka). Nyi mas Subang Larang ini dinikahi oleh Prabu Siliwangi (Raja Padjajaran), mempunyai anak 3, yakni Walang Sungsang, Rara Santang dan Kian Santang.
Kemudian, Rara Santang dinikahi sama Sultan Mesir Syarief Abdulah dan mempunyai anak Syarief Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati.

Sedangkan Syaikh Qudrotullah melanjutkan perjalanan pelayarannya untuk syiar Islam, mendarat di Tanjung Gibig Maraki (sekarang Merak). Merak masih masuk kekuasaan Kerajaan Legon Gede.
Memulai syiar peng-Islaman dengan mendirikan Pedukuhan Grogol (Grogol nama sebuah rumah yang dibuat dari bambu bulat direnteng atau diikat sejajar). Lalu Syaikh Qudrotullah menikah dengan puteri Ki Gdheng Telageu Wangi yang bernama Nhai Naras Wati (gelar ningrat Hindu kuno untuk laki-laki Gdheng, sedangkan perempuan bergelar Nhai).

Orang Grogol yang pertama masuk Islam yaitu Mbah Bolong yang makamnya dekat dengan makam Sunan Ampel di Surabaya.

Syaikh Qudrotulloh pertama mendirikan Masjid di Kampung Masigit (Masigit dulunya sebutan Sunda pada Masjid) agar dekat dengan air buat hidup dan berwudhu yaitu Sumur Menjangan (sekarang kampung Sumur Menjangan).

Daerah Grogol dulunya adalah daerah susah air, satu-satunya mata air yaitu Sumur tempat minum binatang Menjangan (jenis binatang khas pegunungan daerah Legon Gede yaitu Menjangan Wulung).
Syaikh Qudrotulloh wafat dan dimakamkan di perbukitan Grogol berdampingan dengan putranya Syaikh Abdul Karim.

“Hasil pernikahan Syarief Qudrotulloh dengan Nhai Naraswati mempunyai anak dua yaitu Syaikh Abdul Karim dan Syarifah Halimah,” lanjut cerita KH Nawawi kepada Fakta Banten.
Lebih lanjut, Sejarawan sekaligus Kyai yang masih aktif di Yayasan Al-Khairiyah dan Paku Banten ini menerangkan bagaimana perkembangan Islam pasca wafatnya Syarif Qudrotulloh ini.
Setelah Islam berkembang di daerah Legon Gede di akhir Abad 13 mendaratlah seorang Syaikh dari daerah Bukhoro (wilayah Uni Soviet) seorang putera dari Pendiri Thoriqoh Saziliyah yaitu Syaikh Malik Isroil bin Syaikh Sazili.

Mendarat di Tanjung Wadas Bojonegareu (Bojonegara) dimana saat itu di Bojonegareu Hindu berkembang pesat dengan kuwunya Ki Gdeng Ireng dan berpusat di dukuh Peragasan Candi.
Syaikh Malik Isroil adalah Ahli Fiqih Syiasyah (fiqih tata negara dan politik). Syaikh Malik Isroil menikahi Syarifah Halimah anak dari Syaikh Qudrotulloh Grogol. Kemudian dan membuat pedukuhan di bawah pertonggohan (bukit) yakni Pedukuhan Beici (sekarang kampung Beji).
“Karena Islam berkembang pesat di sebagian besar wilayah Hindu Legon Gde. Masyarakat yang sudah bertauhid ketika itu ingin mempersiapkan pembentukan Tatanan Kesunanan maka banyaklah orang berdatangan dari berbagai daerah baik dari Mataram, Perlak dan lain-lain,” tuturnya lagi.
Sejarawan yang juga merupakan keturunan ke 13 dari Syaikh Qodratulloh ini mengakhiri ceritanya saat malam mulai larut.

Maka Kampung Baici dikenal dengan sebutan Kampung Santri. Maulana Malik Isroil wafat dan dimakamkan di atas Bukit Kampung Baici (Gunung Santri), Syaikh Malik Isroil hasil pernikahannya dengan Syarifah Halimah mempunyai anak Syarief Kajib (Syarif Hizbullah), Syarief Kajib meneruskan syi’ar Islam ayahnya di wilayah Pegunungan Hindu Bojonegareu sampai wafat dan dimakamkan di Gunung Gede.
Dan syiar Islamnya diteruskan oleh putranya yakni Syaikh Djamaludin yang membuat Pedukuhan di daerah Meudakseu untuk meng-Islamkan penduduk Hindu pimpinan Ki Gdeng Pujut Suralayeu dan Syaikh Djamaludin meninggal dan dimakamkan di pegunungan Meraki (pelabuhan merak).
Keturunan para peng-Islam Legon Gde masih banyak tinggal di Cilegon dan masih konsisten sampai sekarang dalam membina Umat.

Wallahu a’lam.
Astaghfirullohal Adhim.
Semoga bermanfaat ..

Jumat, 25 November 2016

Anugerah

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah menganugerahkan kepada kami keturunan yang telah kami nantikan kehadiran nya. Kini ia lahir dari rahim seorang wanita yang saya nikahi tanggal 28 februari 2015, semoga dengan kehadiran buah hati ini semakin mendekatkan saya dan istri kepada tuhan pencipta alam yang anugerah nya tiada tara. Anugerah ini saya beri Nama Muhammad Zhafran. Semoga menjadi Anak yang Sholeh berbakti kepada kedua orang tua, agama, Nusa dan bangsa Aamiin..











Kamis, 11 Desember 2014

DAMPAK BURUK MEMBENTAK ANAK


Terkadang orang tua sering merasa sakit hati jika anaknya mengeluarkan suara keras ( membentak ), tapi orang tua kadang tidak menyadari dia sendiripun sering membentak, tapi mungkin bentakanya tidak di sengaja karna merasa capek atau lelah dengan tugasnya sebagai orang tua.

Taukah sebenarnya bentakan bentakan itu bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang seorang anak. Seorang anak akan merasa biasa dengan bentakan-bentakan tersebut hingga nanti ketika dewasa dia dengan mudah berkata kasar bahkan terhadap Orang tuanya sendiri.

Saat usia anak masih di bawah 10 tahun, mereka tidak akan melawan atau balas membentak. Tetapi karena sikap pasif mereka itu, orang tua jadi tidak bisa mengukur seberapa besar dampak psikologis yang ditimbulkan karena membentak. Anak cenderung meniru perilaku orangtuanya. Seorang anak yang selalu dibentak, diomeli, atau dimarahi, akan tumbuh dengan keyakinan bahwa dia sah-sah saja berkomunikasi dengan menggunakan bentakan, omelan, atau kemarahan.

Selain itu menurut penelitian "List Gliot" di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga.

Berikut saya sertakan beberapa dampak buruk membentak anak.

1. Anak saat dewasa menjadi minder & takut mencoba hal baru. Jiwanya selalu merasa bersalah sehingga hidupnya penuh keraguan dan tidak percaya diri.
2. Anak akan memiliki sifat pemarah, egois, judes karena dia dibentuk dengan kemarahan oleh orang tuanya. Jika ada hal yang tidak berkenan dihatinya karena sikap kawannya, dia cenderung agresif dan memarahi rekannya. Padahal masalahnya hanya sepele.
3. Anak akan memilki sifat menantang, keras kepala dan suka membantah nasehat atau perintah orang tuanya.
4. Anak akan memiliki pribadi yang tertutup dan suka menyimpan unek-unek nya, takut mengutarakan, karena takut dipersalahkan.
5. Anak menjadi apatis, sering tidak peduli pada suatu hal.

‪#‎selamat‬ pagi Dulurku...
Semoga tulisan saya ini bisa meng inspirasi kita untuk bisa lebih bersabar dan lebih lemah lembut dalam mendidik seorang anak, bagi yang belum berkeluarga mudah-mudahan ini bisa menjadi bekal buat kedepan.

Minggu, 07 Desember 2014

SEJARAH PERKEMBANGAN DEBUS DI BANTEN

Debus, merupakan kata dan istilah yang sangat aneh. Sebab, secara keseharian kata debus sudah sangat akrab dengan telinga masyarakat, namun istilah dan artinya tidak atau belum diketahui secara pasti. Hal itu disebabkan data tertulis hingga saat ini belum ditemukan. Ada dua pengertian yang diyakini kebenarannya, yaitu muncul pertama dari salah seorang pemerhati terhadap Kesenian Debus ini, yaitu Bapak A Sastrasuganda yaitu pensiunan Kepala Seksi Kebudayaan Kandepdikbud paten Serang, mengatakan bahwa Debus berasal dari bahasa Sunda. Kata debus “tembus” (Sandjin Aminuddin, 1997 :153). Debus yang berarti tembus menunjukkan bahwa alat-alat yang diperagakan adalah benda-benda tajam dalam permainan tersebut dapat menembus badan para pemainnya. Kedua, Debus berasal dari kata gedebus, yaitu nama salah satu benda tajam yang digunakan dalam permainan tersebut. Karena permainan Debus adalah permainan kekebalan tubuh, maka debus dapat pula diartikan “tidak tembus” oleh berbagai senjata yang ditusukkan atau dibacokkan ke tubuh manusia. - See more at: http://www.pesantrenglobal.com/debus-seni-mistis-islam-tanah-banten/#sthash.iOdhIaMt.dpuf

Debus adalah sebuah kesenian bela diri asli dari Banten. Kesenian ini tercipta pada masa Pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin (1532-1570 di abad ke-16 . kesenian debus biasaya mempertunjukan kekuatan atau kemampuan manusia yang luar biasa, diantaranya ilmu ke kebalan yang tahan dari hantaman senjata tajam, hempasan api, minum air keras, memasukan benda kedalam kelapa utuh, menggoreng telur di kepala, berjalan diatas beling, menaiki tangga golok danlain sebagainya.

Debus, merupakan kata dan istilah yang sangat aneh. Sebab, secara keseharian kata debus sudah sangat akrab dengan telinga masyarakat, namun istilah dan artinya tidak atau belum diketahui secara pasti. Hal itu disebabkan data tertulis hingga saat ini belum ditemukan. Ada dua pengertian yang diyakini kebenarannya, yaitu muncul pertama dari salah seorang pemerhati terhadap Kesenian Debus ini, yaitu Bapak A Sastrasuganda yaitu pensiunan Kepala Seksi Kebudayaan Kandepdikbud paten Serang, mengatakan bahwa Debus berasal dari bahasa Sunda. Kata debus “tembus” (Sandjin Aminuddin, 1997 :153). Debus yang berarti tembus menunjukkan bahwa alat-alat yang diperagakan adalah benda-benda tajam dalam permainan tersebut dapat menembus badan para pemainnya. Kedua, Debus berasal dari kata gedebus, yaitu nama salah satu benda tajam yang digunakan dalam permainan tersebut. Karena permainan Debus adalah permainan kekebalan tubuh, maka debus dapat pula diartikan “tidak tembus” oleh berbagai senjata yang ditusukkan atau dibacokkan ke tubuh manusia.

Namun jika di teliti dari bahasa arab debus berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim. Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.
Asal-usul debus tidak dapat dipisahkan dari penyebaran agama Islam di daerah Banten. Debus adalah salah satu sarana dalam penyebaran agama Islam tersebut. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasaa pada abad XVII (1651 — 1652), Debus dijadikan alat propaganda dalam membangkitkan semangat rakyat dalam perjuangan melawan Belanda (Sandjin Aminuddin, 1997 :156).

Seperti dikatakan di atas, bahwa Debus dikolaborasikan dengan kesenian Pencak silat, maka dapat dikatakan bahwa Debus merupakan kesenian bela diri. Sultan Ageng Tirtayasa memberi warna Debus dengan ilmu kekebalan tubuh kepada para pengikutnya dengan jampi-jampi yang diambil dari ayat suci Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut dihapalkan dan diresapi secara mendalam sehingga dapat mempertebal semangat moral dalam melawan Belanda. Kesenian Debus sangat berperan dalam alur sejarah rakyat Banten dalam melawan penjajah Belanda pada masanya yang dilandasi ajaran agama Islam sebagai keyakinan dalam melakukan perjuangan tersebut

Dilacak dari asal usulnya, menurut Dr H Imron Arifin, kesenian debus berasal dari Tarikat Rifa’iyyah, yaitu tarikat yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad Rifa’i al-Baghdady, seorang tokoh sufi yang mengajar pengetahuan ruhani aneh. Dikatakan ganjil dan aneh, karena Syaikh Ahmad Rifa’i mengajari murid-muridnya untuk berdzikir yang khusyuk di mana untuk menguji kekhusyukan Syaikh Ahmad Rifa’i melakukan tindakan-tindakan ganjil seperti menyulut tubuh muridnya dengan bara api, digigitkan ular kobra, ditusuk besi tajam, dikepruk benda keras, bahkan dilempar ke kobaran api. Jika sang murid masih sakit dan berteriak, maka itu pertanda dzikirnya kurang khusyuk Begitulah tarikat Rifa’iyyah dikenal sebagai penyebar ajaran debus dalam berdzikir yang dilakukan dengan suara lantang.





Referensi Dari Beberapa sumber.







Debus, merupakan kata dan istilah yang sangat aneh. Sebab, secara keseharian kata debus sudah sangat akrab dengan telinga masyarakat, namun istilah dan artinya tidak atau belum diketahui secara pasti. Hal itu disebabkan data tertulis hingga saat ini belum ditemukan. Ada dua pengertian yang diyakini kebenarannya, yaitu muncul pertama dari salah seorang pemerhati terhadap Kesenian Debus ini, yaitu Bapak A Sastrasuganda yaitu pensiunan Kepala Seksi Kebudayaan Kandepdikbud paten Serang, mengatakan bahwa Debus berasal dari bahasa Sunda. Kata debus “tembus” (Sandjin Aminuddin, 1997 :153). Debus yang berarti tembus menunjukkan bahwa alat-alat yang diperagakan adalah benda-benda tajam dalam permainan tersebut dapat menembus badan para pemainnya. Kedua, Debus berasal dari kata gedebus, yaitu nama salah satu benda tajam yang digunakan dalam permainan tersebut. Karena permainan Debus adalah permainan kekebalan tubuh, maka debus dapat pula diartikan “tidak tembus” oleh berbagai senjata yang ditusukkan atau dibacokkan ke tubuh manusia. - See more at: http://www.pesantrenglobal.com/debus-seni-mistis-islam-tanah-banten/#sthash.iOdhIaMt.dpuf

Selasa, 02 Desember 2014

KEBAIKAN DIBALAS KEBAIKAN


Sore ini sekitar pkl 15:05 saya pulang dari Pabrik tempat saya bekerja, separo perjalanan menuju rumah tiba-tiba hujan turun, saya pun berhenti di warung-warung pinggir jalan untuk meneduh dan tak lama kemudian datanglah sepasang laki-laki dan perempuan dan satu orang laki-laki sendirian meneduh di tempat yang sama. ternyata di barisan warung-warung tersebut ada yang jualan mie ayam, sentak pikiranpun berkata Makan mie ayam ujan-ujan gini enak kali ya? sesaat kemudian saya pun memesan mie ayam, ternyata yang jualan mie ayam lagi istirahat untuk sholat asar. 

Beberapa lama kemudian Penjual mie ayam pun datang, tiga orang tadi memesan mie ayam terlebih dahulu karna saya sibuk buka-buka HP jadi pesan belakangan. sambil menunggu pesanan datang saya beli air minum seharga 500 rupiah pergelas karna mau beli 1 tanggung jadi beli dua. Tiga orang tadi sudah selesai makan tapi pesanan saya belum juga datang, saya lihat laki-laki yang datang sendirian itu belum minum karna mungkin belum beli air minum, saya pun inisiatif memberikan satu gelas air minum saya kepadanya, "ni loor air minumnya kata saya" dan dibalas dengan ucapan terimakasih olehnya
.
Taklama kemudian laki-laki yang saya beri air minum tadi pamit pulang karna hujanpun sudah reda sambil menyapa saya "ayo kang duluan" ayo kata saya. taklama kemudian mie ayam yang saya pesanpun habis saya makan, sayapun membayar ke penjual mie dengan bertanya "berapa mang?" penjual mie ayam itu menjawab "Sudah dibayar ko mas sama yang tadi pulang duluan" saya agak bingung siapa yang bayarin?
ternyata yang bayarin laki-laki yang saya beri air minum tadi, padahal saya sama sekali tidak mengenalnya, mungkin karna saya kasih air minum dia berinisiatif membayar mie ayam saya hehee...
memang yang saya terima cuma mie ayam yang harganya paling 10 ribu sampai 15 ribu. tapi dari situ saya dapat pelajaran berharga bahwasanya Kebaikan yang kiata berikan dengan tulus kepada orang lain akan dibalas dengan kebaikan pula, itu pula Janji tuhan kepada hamba-hambanya yang berbuat baik dan itu baru di Dunia apalagi di akhirat kelak.

Rabu, 03 September 2014

Inilah Caraku Mencintaimu!



Dari begitu banyak hari yang ku lalui
Hari ini sungguh berbeda,
ya aku rasa sangat berbeda,
bukan karena keadaan, situasi dan tempat yang seperti biasa.
Tapi hati….
Aku merasakan tak seperti biasanya,
Mengkin karna ku ingat lagi goresan senyumu,
Tapi aku enggan untuk menjumpaimu,
Sebenarnya aku bisa saja menelfonmu atau menjumpaimu,
kita jalan bersama dan berfoto-foto lalu kita update ke media social
dan ku tuliskan kata-kata cinta agar semua orang tau dan merasakan kebahagiaan kita
tapi aku tak bisa seperti itu,
karna ku tau ini pilihan terbaik agar kita tak saling berharap,
karna berharap hanya pantas di curahkan kepada sang pemberi nafas,
karna berharap hanya pantas di curahkan kepada sang pengatur detak jantung,
biarlah ku menyapamu lewat senandung do’a
karna INILAH CARAKU MENCINTAIMU.