Kamis, 11 Desember 2014

DAMPAK BURUK MEMBENTAK ANAK


Terkadang orang tua sering merasa sakit hati jika anaknya mengeluarkan suara keras ( membentak ), tapi orang tua kadang tidak menyadari dia sendiripun sering membentak, tapi mungkin bentakanya tidak di sengaja karna merasa capek atau lelah dengan tugasnya sebagai orang tua.

Taukah sebenarnya bentakan bentakan itu bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang seorang anak. Seorang anak akan merasa biasa dengan bentakan-bentakan tersebut hingga nanti ketika dewasa dia dengan mudah berkata kasar bahkan terhadap Orang tuanya sendiri.

Saat usia anak masih di bawah 10 tahun, mereka tidak akan melawan atau balas membentak. Tetapi karena sikap pasif mereka itu, orang tua jadi tidak bisa mengukur seberapa besar dampak psikologis yang ditimbulkan karena membentak. Anak cenderung meniru perilaku orangtuanya. Seorang anak yang selalu dibentak, diomeli, atau dimarahi, akan tumbuh dengan keyakinan bahwa dia sah-sah saja berkomunikasi dengan menggunakan bentakan, omelan, atau kemarahan.

Selain itu menurut penelitian "List Gliot" di dalam setiap kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga.

Berikut saya sertakan beberapa dampak buruk membentak anak.

1. Anak saat dewasa menjadi minder & takut mencoba hal baru. Jiwanya selalu merasa bersalah sehingga hidupnya penuh keraguan dan tidak percaya diri.
2. Anak akan memiliki sifat pemarah, egois, judes karena dia dibentuk dengan kemarahan oleh orang tuanya. Jika ada hal yang tidak berkenan dihatinya karena sikap kawannya, dia cenderung agresif dan memarahi rekannya. Padahal masalahnya hanya sepele.
3. Anak akan memilki sifat menantang, keras kepala dan suka membantah nasehat atau perintah orang tuanya.
4. Anak akan memiliki pribadi yang tertutup dan suka menyimpan unek-unek nya, takut mengutarakan, karena takut dipersalahkan.
5. Anak menjadi apatis, sering tidak peduli pada suatu hal.

‪#‎selamat‬ pagi Dulurku...
Semoga tulisan saya ini bisa meng inspirasi kita untuk bisa lebih bersabar dan lebih lemah lembut dalam mendidik seorang anak, bagi yang belum berkeluarga mudah-mudahan ini bisa menjadi bekal buat kedepan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar