Minggu, 20 Juli 2014

Wanita sasaran uatama Yahudi???





Seperti yang telah sama-sama kita ketahui orang-orang Yahudi tidak mungkin akan berani menyerang Islam secara terang-terangan, karena barisan persatuan Islam sangatlah kuat yang mana apabila saudaranya sesama Muslim di sakiti maka Muslim yang lainya pun ikut merasakan sakit dan akan bersatu utuk melawanya.

Kemudian dengan anggapan seperti itulah yahudi berfikir untuk menghancurkan Islam secara lebih halus dengan cara merusak pola pikir dan pandangan terhadap islam itu sendiri, salah satunya melalui budaya, Baik budaya berpakaian atau dalam pergaulan. Dalam hal berpakaian, wanita Muslim di giring supaya mengikuti trend yang di ciptakan oleh mereka, sehingga wanita muslim tidak malu lagi membuka aurat  karen sudah di anggap biasa. Disinilah awal mula kehancuran itu terjadi, para wanita sudah tidak malu lagi mempertontonkan auratnya  karena sudah di anggap biasa. Lalu kenapa wanita menjadi sasaran utama Yahudi dan Nasrani?

Nabi ShalALLAHu`alaihiwasalam bersabda: “Wanita adalah Tiang Negara, jika baik Wanita suatu Negara maka baiklah Negara nya. Dan jika mereka rusak maka akan hancur pulalah Negara nya.”
Nabi ShalALLAHu`alaihiwasalam menamakan  kaum Wanita sebagai tiang dan tentu saja bukan tanpa alasan. Sebagaimana sifat tiang dalam sebuah bangunan  ia adalah penentu kekuatan. Bisa jadi sebuah rumah terlihat indah dari luar namun jika tidak memiliki tiang yang kokoh, kerobohan nya sudah bisa diperkirakan.
Saya kutip ucapan Muhammad Quthb.  "Seorang kanak-kanak yang rusak masih boleh menjadi baik asalkan dia pernah mendapatkan penjagaan seorang ibu yang baik. Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya, hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya. Itulah sebab mengapa wanita menjadi sasaran utama untuk Yahudi hancurkan ".

Muhammad Quthb menekankan bagaimana pentingnya peranan yang dimiliki seorang ibu dalam Islam. Ibu tidak saja pihak yang dekat secara emosional kepada seorang anak, tapi ibu juga mempunyai pengaruh besar terhadap masa depan akhlak dari generasi yang dilahirkannya. Menurut Muhammad Quthb anak yang pada kemudian hari mendapatkan ujian berupa kehancuran moral akan bisa diatasi, asalkan si anak pernah mendapatkan penjagaan ibu yang solehah. Pendidikan Islam yang terinternalisasi dengan baik, akan membuat si anak cepat bangkit dari kesengsaraan mengingati petua-petua rabbani yang pernah terakam dalam memorinya.

Sebaliknya, ayah yang mempunyai isteri yang sudah rusak dari awalnya, maka ia pun hanya akan melahirkan sebuah keturunan yang mempunyai keperibadian sama dengan wanita yang dinikahinya. Sifat yang dialami kanak-kanak yang banyak mengimitasi perilaku ibu mereka akan membuka peluang transferisasi sifat ibu kepada anaknya. Maka kerusakan anak akan amat bergantung dari kerusakan ibu yang mendidiknya. Oleh kerana itu, dalam bukunya Ma'rakah At Taqaaliid, Muhammad Quthb mengemukakan alasan mengapa Islam menetapkan konsep pendidikan yang berkaitan dengan arti kehadiran ibu dalam keluarga.

Mungkin terasa ganjil bagi kita, mengapa Yahudi sebagai bangsa yang maju begitu takut dengan perempuan? Jawapannya mudah, membiarkan seorang wanita membesar menjadi solihah adalah "kiamat" bagi mereka.

Jika seorang ibu yang solehah mengasuh 5 kanak-kanak muslim dalam keluarganya untuk membesar menjadi generasi mujahid. Kita boleh hitung berapa banyak generasi yang boleh dihasilkan dari 800 juta wanita Islam saat ini?

Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasul Allah (Rasulullah), "Siapakah manusia di muka Bumi ini yang harus diperlakukan dengan cara yang paling baik?". Rasul menjawab, "Ibumu". "Setelah itu siapa lagi ya Rasul". Sekali lagi Rasul menjawab, "Ibumu". Sahabat bertanya kembali, "Kemudian siapa?". Lagi-lagi Rasul menjawab "Ibumu, baru Ayahmu". [Shahih, Diriwayatkan oleh Imam Bukhari).

Bagi para wanita, mari kita waspadi karena andalah sasaran utama mereka dengan cara pertebal keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. 

Semoga tulisan saya ini bias bermanfaat.

1 komentar: